Minum Teh

Ngalor ngidul ngetan ngulon, ke utara ke selatan ke timur ke barat. Entahlah saya akan menulis apa di postingan kali ini.

Tumben-tumbenan malam ini saya minum secangkir teh hangat, saya terbiasa lebih sering minum kopi hitam (juga kopi hitam kemasan sachetan yang mengandung gula).

Demikian postingan yang saya tulis ini yang singkat padat dan tidak jelas ini hehehe.

Tambahan:
Eh tapi tunggu dulu, tulisannya belum selesai ternyata. Aku mau membahas sedikit mengenai sebuah lagu dari band legendaris asal Surabaya, yaitu Boomerang. Lagu ini berjudul ‘Inikah Keadilan’.

Lagu Inikah Keadilan direkam dalam album Boomerang self title tahun 1994, tetapi saat perilisan lagu ini dihapus dan tidak diikut sertakan dalam album Boomerang self title yang merupakan album perdana dari Boomerang tersebut. Lagu ini kembali muncul kembali di tahun 2015 di beberapa platform music digital. Alasan lagu ini dahulu ‘dicoret’ dari daftar lagu di album Boomerang adalah karena liriknya yang dianggap terlalu kuat dalam mengkritik pemerintahan pada saat itu.

Dalam lagu ini dinyanyikan oleh duet vokal Roy Jeconiah dan alm. Hubert Henry. Berikut adalah lirik lagu Inikah Keadilan dari Boomerang. Keterangan: pada paragraf yang ditulis miring merupakan bait-bait yang dinyanyikan oleh Henry (bassis player).

Lirik lagu INIKAH KEADILAN dari band Boomerang

Si miskin penuh kudis dan kurap,
tinggal digubuk papa dan reot.
Derita dan prahara dia alami,
tiada pernah ada perubahan.

Dan si kaya dengan perut kentungnya,
yang hidup mewah diderubatinkan.
Kenikmatan dan kemewahan dia rasakan,
tanpa pahit dan getir tak pernah dia alami.

Kudis dan kurap belum terobati,
timbul lagi panu dan kadas di dahi.
Bila si kaya sakit encok di jari,
dokter luar negerilah yang dia kunjungi.

Inikah keadilan?
Dan tak ‘kan berakhir buang sarat tertawa yeeaah….

Si miskin ingin menjadi kaya,
si kaya ingin lebih merdeka.
Si miskin tak tau jalan keluarnya,
si kaya semakin merajalela.

Oh aku terpuruk dalam kepedihan.
Pedulikan aku oooo….

Inikah keadilan hidup berdampingan?
Semua itu hanya ocehan belaka….

Si miskin ingin menjadi kaya,
si kaya ingin lebih merdeka.
Si miskin tak tau jalan keluarnya,
si kaya semakin merajalela.

Si miskin penuh kudis dan kurap,
tinggal digubuk papa dan reot.
Derita dan prahara dia alami,
tiada pernah ada perubahan.

hu hu… hu hu….
hu hu… huhu….

(Untuk mendengarkan lagunya silakan dapat dicari di Youtube ataupun di beberapa platform music digital tertentu).

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*